Kata demokrasi dan otoriter memang telah tak asing lagi di telinga kita, karena tidak sedikit negara juga menganut sistem demokrasi dan otoriter. Banyak sekali pengertian demokrasi dan otoriter secara umum maupun menurut pendapat para ahli. Tentunya, perbedaan negara demokrasi dengan negara otoriter jelas berbeda dari aspek manapun. Demokrasi sendiri berasal dari bahasa Yunani yang memiliki makna demos yakni rakyat, sedangkan kratos merupakan suatu pemerintahan sehingga bisa disimpulkan bahwa demokrasi merupakan pemerintahan rakyat. Sedangkan negara otoriter disebut sebagai negara yang menganut sistem kerajaan dan yang berkuasa merupakan seorang raja.
Demokrasi menurut Abraham Lincoln merupakan pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Negara-negara yang menganut sistem demokrasi diantaranya merupakan Indonesia, Amerika Serikat, Australia dan Selandia Baru. Sedangkan otoriter merupakan kekuasaan yang dipegang oleh sekelompok orang dan sifatnya tidak terbatas mencakup semua kehidupan negara dan tak ada sistematika pertanggungjawaban pemerintah. Negara yang menganut sistem otoriter diantaranya Brunei Darussalam, Thailand, Myanmar, Iran serta Korea Utara.
Nah, tahukan Kamu perbedaan negara demokrasi dengan negara otoriter kalau di lihat dari sistem pemerintahannya? Bila Kamu belum mengetahuinya, berikut adalah aku paparkan perbedaan yang terlihat dan sangat berbeda dilihat dari sudut manapun.
• Pemimpin negara
Jika di negara demokrasi pergantian pemimpin negara dilakukan secara teratur dan siapa pun bisa menjadi presiden. Sedangkan negara otoriter, pergantian pemimpin dilakukan secara tak teratur dan pemimpin negara memiliki wewenang penuh terhadap negara.
• Pembagian kekuasaan
Negara demokrasi menggunakan sistem pembagian kekuasaan secara eksekutif, legislatif dan yudikatif sedangkan negara otoriter menggunakan pemusatan kekuasaan.
• Fungsi hukum
Fungsi hukum negara demokrasi sebagai instrumen pelaksana kemauan rakyat, sedangkan pada negara otoriter fungsi hukum sebagai legitimasi aplikasi dari penguasa.
• Konservasi HAM
Negara demokrasi menggunakan perlindungan HAM kepada semua masyarakatnya, sedangkan negara otoriter tidak memakai adanya HAM sebagai perlindungan kepada masyarakatnya.
• Kebebasan pers
Negara demokrasi sangat menjunjung pers dan pengelolaan negara dan pemerintahan dilakukan secara terbuka sedangkan negara otoriter pemerintahannya lebih tertutup dan publik tidak sedikit yang tak mengetahui.
• Peran partai politik
Negara demokrasi memiliki peran politik sebagai rantai budaya politik meneruskan dari generasi sebelumnya ke generasi masa depan, sedangkan negara otoriter menggunakan sosialis yang pola pikirnya ditentukan oleh partai.
Setiap sistem pemerintahan yang diambil oleh negara, tentunya memiliki kelemahan dan keunggulan masing-masing. Kelebihan sistem negara demokrasi merupakan sistem pemerintahan lebih terbuka dan sangat menghargai HAM, kebebasan rakyat untuk memilih jalan hidupnya sendiri asalkan masih sejalan dengan kebijakan pemerintah. Sedangkan keuntungan negara otoriter merupakan pemimpin negara bisa mengatur seluruh kegiatan, perilaku dan lainnya dari orang yang sedang dipimpinnya. Pemimpin otoriter biasanya telah tahu perihal yang wajib dan bakal dilakukan dalam mencapai satu tujuan yang baik dan buruk demi kelangsungan negara.
Nah, itulah sejumlah ulasan mengenai perbedaan negara demokrasi dan negara otoriter yang bisa menambah pengetahuan Anda. Meski demikian, seluruh sistem pemerintahan itu baik untuk diterapkan asalkan wajib melihat kondisi geografis, dan kondisi warga serta masalah-masalah yang dihadapi sehingga perlu menggunakan sistem pemerintahan yang sesuai untuk keberlangsungan negara.
0 komentar:
Posting Komentar